Pan-African Payment and Settlement System atau disingkat (PAPSS) adalah sebuah Sistem Payment and Settlementdi Afrika. PAPPS kini telah secara resmi meluncurkan marketplace mata uang Afrika.
Tujuan utamanya untuk mengurangi ketergantungan pada Dolar AS ketika perdagangan intra-Afrika (antar negara di Afrika). Kini transaksi dapat dimulai dan diselesaikan sepenuhnya dalam mata uang lokal, tanpa memerlukan konversi ke mata uang asing (seperti USD).
Hebatnya sistem ini memiliki kemampuan efisiensi yang lebih baik karena beroperasi secara real-time, 24/7, dengan penyelesaian transaksi dalam hitungan menit saja, didukung oleh 16 bank sentral, lebih dari 150 bank komersial, dan 14 national switches. Selain itu ini juga bertujuan untuk mengurangi friksi pembayaran, meningkatkan keamanan operasional, dan memperkuat kedaulatan moneter negara-negara Afrika.
Sisi menarik lainnya PAPSS bermitra dengan Interstellar, yang merupakan salah satu penyedia infrastruktur blockchain pan-Afrika pertama yang menggunakan jaringan Bantu, mendukung sistem KYC (Know Your Customer) komprehensif dan mengelola hingga 43 mata uang Afrika.
PAPSS telah memperluas jaringannya ke 16 negara sejak awal di zona moneter Afrika Barat, dengan rencana cakupan seluruh benua. Ini sangat penting bagi perusahaan-perusahaan besar Afrika (misalnya maskapai dan grup industri) yang mengalami kesulitan dalam repatriasi dana akibat pembatasan penukaran valuta asing dan depresiasi mata uang lokal, dengan lebih dari $2 miliar dana yang “terjebak”.
Maksud terjebak disini adalah dana tidak dapat dengan mudah ditransfer atau dikonversi ke mata uang lain (biasanya Dolar AS atau mata uang yang lebih stabil) untuk digunakan di luar negara tersebut atau untuk tujuan lain.
Contoh :
Bayangkan sebuah maskapai penerbangan internasional yang beroperasi di beberapa negara Afrika.
- Penjualan Tiket: Maskapai tersebut menjual tiket penerbangan di negara X (misalnya, Nigeria) kepada penumpang lokal. Penumpang membayar dalam mata uang lokal negara X (misalnya, Naira Nigeria).
- Pendapatan Lokal: Maskapai mengumpulkan jutaan Naira dari penjualan tiket di Nigeria.
- Kebutuhan Mata Uang Asing: Namun, maskapai tersebut perlu membayar biaya operasional globalnya dalam Dolar AS atau mata uang lainnya, seperti pembelian bahan bakar jet (seringkali dibayar dalam USD), sewa pesawat (dalam USD), gaji pilot dan kru internasional (dalam USD atau mata uang yang dapat dikonversi), serta biaya pemeliharaan yang dilakukan di luar negeri.
- Kesulitan Konversi/Repatriasi: Ketika maskapai mencoba mengkonversi Naira yang mereka peroleh menjadi Dolar AS untuk membayar biaya-biaya tersebut dan mengirimkannya kembali ke kantor pusat mereka (repatriasi dana), mereka menghadapi masalah:
- Bank tidak memiliki cukup Dolar AS: Bank-bank di Nigeria mungkin tidak memiliki cadangan Dolar AS yang cukup untuk memenuhi permintaan konversi maskapai.
- Pembatasan pemerintah: Pemerintah Nigeria mungkin membatasi jumlah Dolar AS yang dapat dibeli oleh perusahaan atau ditransfer ke luar negeri dalam periode tertentu.
- Nilai tukar yang tidak menguntungkan: Naira mungkin telah terdepresiasi secara signifikan terhadap Dolar AS, sehingga maskapai akan kehilangan banyak nilai jika mereka mengkonversi dananya.
Akibatnya, uang Naira yang dihasilkan maskapai di Nigeria tersebut menjadi “terjebak” di negara tersebut. Maskapai tidak dapat menggunakannya untuk membayar kewajiban internasionalnya atau mengirimkannya kembali ke kantor pusat. Ini menyebabkan masalah likuiditas yang serius bagi suatu maskapai, bahkan bisa memaksa mereka untuk mengurangi atau menghentikan operasi di negara tersebut, seperti yang pernah terjadi pada beberapa maskapai di Nigeria.
Nah PAPSS hadir untuk mengatasi masalah ini dengan memungkinkan maskapai (atau perusahaan lain) untuk menggunakan Naira yang mereka peroleh di Nigeria untuk membayar pemasok atau mitra bisnis di negara Afrika lain (misalnya, Kenya) dalam mata uang lokal Kenya (Shilling Kenya), tanpa perlu melalui Dolar AS sebagai perantara. Ini membebaskan dana yang sebelumnya “terjebak” dan mempermudah aliran kas lintas batas di Afrika.
Inisiatif ini kemungkinan akan memicu ketidakpuasan dari Amerika Serikat, mengingat ancaman sebelumnya oleh mantan Presiden Donald Trump untuk menghukum negara-negara yang terlibat dalam upaya de-dolarisasi.
Tapi bagi pengusaha di Afrika dengan adanya pembayaran yang lebih mudah maka hambatan untuk berdagang dengan negara-negara tetangga di Afrika akan berkurang sehingga membuka pasar baru dan peluang ekspansi. Sehingga PAPSS tetap melanjutkan langkahnya untuk memungkinkan pedagang Afrika menggunakan mata uang lokal mereka.
Di tingkat global, tampaknya jelas ada tren yang meningkat dari beberapa negara untuk mengurangi dominasi Dolar AS dalam perdagangan dan cadangan devisa. Negara-negara seperti Tiongkok, Rusia, dan beberapa anggota BRICS telah secara aktif mencari alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada Dolar AS. Langkah Afrika melalui PAPSS ini merupakan bagian dari tren yang lebih luas ini, di mana negara-negara berkembang berupaya membangun sistem keuangan yang lebih multipolar dan tidak terlalu bergantung pada satu mata uang dominan.