Rata – Rata Pengguna Crypto Juga Memiliki Rekening Bank

seseorang yang menggunakan bitcoin untuk transaksi tetapi memiliki uang fiat di Rekening Bank juga - restu hadiwijaya
seseorang yang menggunakan bitcoin untuk transaksi tetapi memiliki uang fiat di Rekening Bank juga – restu hadiwijaya

Saya pernah bahas di youtube bahkan di Ebook Rahasia Gampang Cuan Dari Crypto juga, bahwa salah satu kegunaan crypto adalah menyelesaikan masalah kesenjangan ekonomi dan tidak memiliki akses ke bank (tidak memiliki rekening bank).

Untuk yang belum tahu bahwa di dunia ini, di tahun 2024 ini ternyata masih banyak sekali orang – orang yang tidak memiliki akses ke bank. Bukan hanya di negara – negara yang sudah di cap miskin, tetapi di Indonesia juga sebenarnya masih banyak (saya bahas data – datanya di dalam Ebook), bahkan di Amerika sendiri pun masih banyak.

Nah crypto ini hadir salah satunya untuk mengatasi hal itu.

Tapi dari artikel yang saya baca di cointelegraph berdasarkan Survei FDIC (Federal Deposit Insurance Corporation) ternyata rata – rata pengguna crypto itu adalah underbanked. Yang artinya mereka – mereka ini sebenarnya memiliki rekening bank tetapi menggunakan layanan keuangan non-bank juga. Dan jumlahnya lebih banyak daripada yang menggunakan crypto saja serta tidak memiliki akses perbankan sama sekali. Salah satu orangnya itu saya dan mayoritas kalian para pembaca juga. Saya yakin banget mayoritas dari kita itu punya rekening bank juga.

Sebenarnya ini agak melenceng dari salah satu tujuan awal cryptocurrency diciptakan. Yaa tapi emang mau gimana lagi ?

Orang – orang yang memiliki akses ke perbankan sudah hampir pasti memiliki waktu untuk mempelajari cryptocurrency, sudah pasti berani mengambil keputusan untuk memiliki cryptocurrency dibanding mereka – mereka yang tidak memiliki akses ke perbankan sama sekali. Mereka – mereka yang tidak memiliki akses ke bank sulit rasanya untuk mau berpikir memiliki crypto, mau berpikir untuk bertransaksi dengan crypto. Karena aksesnya dari mana ? pengetahuannya dari mana ?

Memang di belahan dunia lainnya ada seperti relawan yang turun ke lapangan untuk mengedukasi kelas menengah kebawah ini dalam manfaat, penggunaa sampai bertransaksi dengan cryptocurrency seperti yang dilakukan oleh Cardano di masa lalu.

Tapi coba hitung lagi seberapa banyak relawannya ? Orang yang tidak memiliki akses ke bank seberapa banyak ? Dan orang yang sudah di edukasi itu pun belum tentu akan menggunakan cryptocurrency selamanya karena saya rasa tetap ada kekhawatiran akan nilainya yang fluktuatif.

Masih menurut artikel yang saya baca, “Pengguna kripto cenderung berpendidikan lebih tinggi, lebih muda, berasal dari rumah tangga Asia dan kulit putih, dan rumah tangga usia kerja dengan pendapatan lebih tinggi.”

Nah kan penjelasan saya jadi terasa mudah di cerna dengan hasil penelitian itu bukan ?

Dan rata – rata tujuan penggunaan crypto mayoritas rumah tangga yang menggunakan kripto menjadikannya sebagai investasi, bukan untuk pembelian online.

Artinya jelas masih ada kesenjangan yang signifikan dalam akses ke sistem perbankan, terutama bagi minoritas, berpenghasilan rendah, penyandang disabilitas, dan rumah tangga orang tua tunggal.

Kesimpulannya menurut saya, “adopsi crypto masih menghadapi tantangan seperti volatilitas harga, kurangnya regulasi yang jelas, dan kesenjangan literasi digital”.

Karena tantangan – tantangan itu juga sebenarnya ruang untuk adopsi crypto itu masih terbuka lebar di tahun – tahun ke depan.

Jadi kalau Anda ingin investasi crypto, carilah proyek crypto yang sekiranya masih memiliki potensi adopsi nyata yang bagus dimasa depan. Sebab proyek crypto yang memiliki potensi adopsi nyata sebenarnya masih jadi tolak ukur (sementara ini) kalau harganya dimasa depannya bisa saja jadi bagus. Alasannya sederhana sebenarnya karena ruang adopsinya masih ada, masih banyak, dan masih luas.