Gubernur Bank of England (BOE) Andrew Bailey, menolak stablecoin swasta karena risiko sistemik. Sikapnya ini sangat berbeda dengan AS yang pro-stablecoin, menyoroti perbedaan pandangan regulator global tentang masa depan uang digital. Selengkapnya bisa dibaca di Bank of England governor warns against private stablecoin issuance.
Awalnya saya berpikir keras kenapa sekelas Andrew Bailey yang merupakan gubernur bank sentral inggir menolak stablecoin dan sampai menolak ide Bank Sentral Inggris meluncurkan mata uang digitalnya sendiri (CBDC).
Saya bingung karena jika melihat AS, mereka malah terlihat sekali mendukung stablecoin (USDC dari cicrle). Ya betul circle memang perusahaan swasta yang terlahir di AS tapi kan bisa saja ada perusahaan swasta lain yang terlahir di Inggris dengan tujuan yang sama seperti circle dan menerbitkan stablecoin yang dipatok GBP.
Tapi setelah saya coba pahami ternyata ada perbedaan fundamental yang penting disini.
Perbedaannya pertama AS secara terang – terangan mendukung stablecoin karena akan memperkuat dominasi dolar AS di panggung global.
Yang kedua (termasuk yang paling pentingnya), stablecoin diizinkan karena akan menciptakan permintaan global untuk utang AS. Jadi misal circle akan menerbitkan 100 miliar USDC, maka circle harus memegang aset senilai $100 miliar yang sangat likuid dan aman dan sebagian besarnya harus dalam bentuk surat utang Pemerintah AS (US Treasury Bills). Tentu ini sangat menguntungkan AS, dan tidak repot mencari pembeli baru lainnya.
Lalu kenapa BOE tidak melakukan hal yang sama ?
Jadi gini, kita perlu tahu bahwa dolar AS adalah mata uang cadangan de facto dunia. Permintaan terhadap dolar sudah ada di mana-mana. Stablecoin hanyalah “jalur” baru untuk permintaan yang sudah ada itu. Maka trategi ofensif pemerintah AS dengan tujuan mempertahankan dominasi menjadi masuk akal.
Sedangkan poundsterling (GBP) memang adalah mata uang yang jelas diakui dunia dan bernilai, tetapi GBP bukan mata uang yang dijadikan cadangan utama banyak negara di dunia ini seperti layaknya dollar AS.
Jika manusia di dunia ini mulai menggunakan StableGBP, tetapi kemudian terjadi krisis kepercayaan karena masalah sistem ataupun hal lainnya maka mereka akan lari dari Stablecoin GBP tapi larinya bukan ke GBP asli (fiat). Ketika krisis kepercayaan terjadi mereka akan lari ke aset yang dianggap paling aman di dunia yaitu Dolar AS. Jadi bukannya memperkuat GBP, stablecoin yang dipatok GBP justru bisa memicu pelarian modal dari seluruh ekosistem keuangan Inggris menuju AS jika terjadi masalah seperti krisis kepercayaan.
Disini lah Strategi Bailey yang terlihat defensif mungkin adalah keputusan yang benar. Bailey ia tidak ingin sampai kapalnya tenggelam (ekonomi inggris rusak atau bahkan hancur hanya karena stablecoin).
Walaupun saya menyukai cryptocurrency tetapi saya pikir menolaknya adalah langkah yang bisa saja bijak untuk kepentingan negaranya saat ini.
Bagaimana Dengan Indonesia ? Kenapa seperti menerima saja ?
Ayolahh, saya orang Indonesia dan cinta negeri ini tetapi kita juga harus jujur kapan pemerintah Indonesia memikirkan masalah stablecoin dengan sangat detail layaknya negara maju lainnya ? jangankan untuk stablecoin, banyak permasalah dalam negri saja tampak tidak dipikirkan secara serius.
Terakhir Indonesia juga sedang menggarap CBDC yang bernama Proyek Garuda, mari kita tunggu seperti apa hasilnya.