Peran Bitcoin Telah Berubah. Tidak Lagi Jadi Pelindung Nilai Tapi Mulai Sejalan Dengan USD.

  • Peran Bitcoin telah berubah dari aset lindung nilai (hedge) yang melawan Dolar AS, menjadi aset makro yang kini bergerak searah dengan kekuatan Dolar AS.
  • Perubahan ini didorong oleh masuknya dana investor institusional (melalui ETF) dan dominasi stablecoin (aset kripto berbasis dolar), yang mengintegrasikan Bitcoin lebih dalam ke sistem keuangan global.

Laporan terbaru dari Binance Research menunjukkan adanya pergeseran fungsi Bitcoin. Jika sebelumnya dianggap sebagai “emas digital” atau aset lindung nilai (hedge) terhadap inflasi dan pelemahan dolar AS, kini Bitcoin justru bergerak mendukung dan searah dengan Dolar AS.

Korelasi Bitcoin (BTC) terhadap Indeks Dolar AS (DXY) telah berubah menjadi positif, mencapai angka 0.25. Ini adalah level tertinggi dalam beberapa tahun, yang mengindikasikan bahwa ketika dolar menguat, Bitcoin cenderung ikut menguat.

Dua faktor utama diidentifikasi sebagai penyebab perubahan ini.

  1. Aliran Dana Institusional: Masuknya dana besar ke produk investasi seperti ETF Bitcoin spot (mencapai $2.4 miliar dalam 8 hari) menunjukkan bahwa investor institusional memperlakukan Bitcoin sebagai aset makro, bukan sebagai aset “pemberontak” seperti pada tujuan awalnya.
  2. Ledakan Stablecoin: Pasokan stablecoin telah melampaui $250 miliar. Ini membuat ekosistem crypto secara fundamental sangat bergantung pada likuiditas dan kekuatan Dolar AS.

Hubungan Bitcoin dengan aset lain telah melemah. Korelasinya dengan pasar saham (S&P 500) turun menjadi hanya 0.21, dan hubungannya dengan emas berada di teritori negatif. Bitcoin tidak lagi berfungsi sebagai aset lindung nilai yang jelas terhadap apapun. Sebaliknya, Bitcoin telah berevolusi menjadi aset makroekonomi yang merespons dinamika likuiditas global dan kebijakan moneter, sama seperti aset keuangan tradisional lainnya.

Ini adalah sebuah perkembangan yang sangat penting karena menjadi momen pergeseran narasi fundamental dan tingkat kematangan Bitcoin. Aset yang lahir dari semangat anti-sistem dan sebagai alternatif dari sistem keuangan tradisional (fiat), kini justru semakin terintegrasi ke dalamnya.

Kenapa hal ini penting untuk dibahas ?

  1. Validasi dan Adopsi Institusional: Ketika investor besar (institusi) masuk, mereka tidak membawa ideologi “anti-dolar”. Mereka membawa modal besar dan memperlakukan Bitcoin seperti aset lain dalam portofolio mereka. Ini adalah tanda bahwa Bitcoin diterima sebagai bagian dari “mesin” keuangan global, bukan lagi sebagai penantang dari luar.
  2. Dominasi Dolar yang Tak Terbantahkan: Fenomena ini menggarisbawahi kekuatan Dolar AS. Bahkan di dalam dunia crypto yang dirancang untuk menjadi independen, dolar tetap menjadi “raja” melalui stablecoin. Hampir semua perdagangan, pinjaman, dan valuasi di dunia crypto dilakukan dalam satuan dolar (via USDC, USDT, dll).
  3. Profil Risiko yang Berubah: Jika Bitcoin bergerak searah dengan dolar dan aset berisiko lainnya, maka fungsinya sebagai diversifikasi portofolio—terutama saat terjadi krisis—menjadi berkurang. Investor tidak bisa lagi berasumsi bahwa Bitcoin akan “menyelamatkan” mereka ketika pasar saham atau mata uang fiat bergejolak.

Batas antara keuangan tradisional (TradFi) dan keuangan terdesentralisasi (DeFi/Crypto) semakin kabur. Dengan adanya produk seperti ETF Bitcoin, integrasi stablecoin oleh perusahaan seperti Stripe, dan proyek blockchain oleh bank besar seperti JPMorgan, ekosistem kripto secara tak terhindarkan terikat pada aturan dan dinamika sistem keuangan yang lebih besar.

Apa saja dampak bagi investor crypto ?

  1. Strategi investasi yang hanya mengandalkan narasi “Bitcoin sebagai pelindung nilai” perlu dievaluasi ulang.
  2. Investor crypto sekarang harus lebih memperhatikan indikator makroekonomi tradisional seperti kebijakan The Fed, data inflasi, dan kekuatan Indeks Dolar (DXY) karena faktor-faktor ini semakin berpengaruh langsung terhadap harga Bitcoin.
  3. Bitcoin mungkin menjadi kurang menarik bagi para investor yang mencari aset yang sama sekali tidak berkorelasi dengan sistem keuangan tradisional, namun menjadi lebih menarik bagi investor institusional yang mencari aset makro baru yang likuid.

Secara tidak langsung, integrasi Bitcoin ke dalam sistem keuangan utama dapat meningkatkan legitimasi dan mengurangi volatilitasnya dalam jangka panjang. Namun, ini juga berarti masalah dalam sistem keuangan tradisional (misalnya, krisis likuiditas dolar) dapat lebih mudah menular ke pasar kripto.

Bagaimana saya menanggapi hal ini ?

Saya pribadi pun masih agak bingung menanggapinya, tetapi yang jelas saat ini saya masih merasa bahwa tujuan awal crypto terutama Bitcoin masih akan tetap seperti awal. Adapaun data mulai menujukan Bitcoin mulai berkorelasi seperti USD saya pikir itu hanya dinamika pasar saja, terlebih lagi kondisi geopolitik saat ini yang sedang memanas sehingga apapun yang dilakukan negara besar akan terasa dampaknya termasuk pada Bitcoin.

Kenapa saya berpikir seperti itu ?

Alasannya pertama dari sudut pandang adopsi, ini adalah kemenangan mutlak. Sebuah aset tidak dapat menjadi aset global yang bernilai triliunan dolar jika terus berada di pinggiran. Untuk menjadi “dewasa”, Bitcoin harus “diterima” oleh dunia yang ada saat ini. Bitcoin mungkin kehilangan sebagian semangatnya awalnya, tetapi pengaruhnya di dunia nyata menjadi jauh lebih besar.

Terakhir yang ingin saya katakan adalah Bitcoin mungkin kehilangan “jiwa” revolusionernya, tetapi sebagai gantinya ia diakui secara global. Perdebatan tentang apakah hal ini baik atau buruk akan terus berlanjut, tetapi arah pergerakannya kini tampak jauh lebih jelas.